Pages

Subscribe:

Labels

Kamis, 10 Mei 2012

Belum Beruntung


Akhir-akhir ini aku merasa begitu kecewa, aku ingin menangis tapi aku hanya bisa menyembunyikan air mataku. Aku hanya diam, terpaku dan mematung seusai mendengar genderang tanda akhir sebuah peperangan. Sejenak aku mencoba berfikir, di dalam otakku yang begitu rumit dan tak kupahami. Aku mencoba menegakkan kepalaku, menguatkan langkahku, dan menegarkan hatiku. Namun, aku tak sanggup. Aku muak dalam kepalsuan ini. 
 Aku bukan mereka tapi, aku ingin seperti mereka yang dapat tersenyum sumringah tanpa kepalsuan. Aku iri kepada mereka yang dapat tertawa sepuasnya, berpesta, dan bergerak bebas. Aku ingin menjadi pemeran utama dalam skenario-Nya. Namun, aku hanya menjadi penonton. Aku hanya bisa terdiam.
Tuhan memberiku otak untuk berfikir memecahkan sesuatu yang tak kumengerti. Aku pasti bisa merancang kebahagianku sendiri, dengan kemampuanku dan kekuatanku sendiri.  Namun, Tuhan juga memberiku keterbatasan. Aku akan berusaha semaksimal mungkin agar semuanya terwujud. Aku tak akan lelah berdoa dan meminta kepada-Nya.
Tuhan punya cara kerja sendiri dalam mengeksekusi sebuah impian. Aku tahu itu. Kesempatan yang tak dapat terulang kembali, tak pantas aku melewatkannya begitu saja. Keputusan yang harus cepat ku ambil dan tak boleh menyesalinya. Mungkin suatu kebanggaan tersendiri bila mendapatkannya. Begitu pula sebaliknya. Jika gagal dalam mengeksekusinya. Mungkin dengan mematangkan apa yang kita punya, itu bisa lebih berguna. Inilah proses, jangan lelah untuk berproses.
           
                                   
                                                                                            with freedom
                                                                                                   janu

0 komentar:

Posting Komentar

my picture